ALIRAN FILSAFAT YANG MEMPENGARUHI KONSEP FISIKA (MEKANIKA)
SEJARAH ALIRAN FILSAFAT KONSEP
FISIKA (MEKANIKA)
2.1
Hukum Archimedes (287 – 212 SM)
A. Sejarah Konsep Fisika Ditemukan
Archimedes
lahir di kota Sirakusa di Pulau Sisilia, sebelah selatan Italia, pada tahun 287
SM. Ia belajar di kota Alexandria, Mesir. Kemudian ia kembali ke Mesir. Ayahnya
ahli bintang namanya Phidias. Archimedes adalah ilmuan terbesar sebelum Newton.
Ia adalah ahli matematika Yunani (terutama geometri), ahli fisika (terutama
mekanika , statistika, dan hidrostatika), ahli optika, ahli astronomi, warga
Negara Sisilia, pengarang , dan penemu. Ia mendapat julukan bapak IPA
eksperimental karena mendasarkan penemuannya pada eksperimen. Kebenaran
penemuan-penemuannya telah ia buktikan dengan eksperimen. Konsep pelambungan
(air mendorong objek keatas sama dengan berat air yang digantikan objek) dan pengungkit
(gaya mendorong kebawah pada satu sisi dari pengungkit menciptakan gaya
mengangkat pada sisi lain yang proposional pada panjang dua sisi pengungkit)
mendasari semua ilmu kuantitatif dan teknik. Prinsip ini mewakili pemahaman manusia
yang paling awal mengenai hubungan dalam dunia fisika di sekitar kita dan
merumuskan secara matematika kejadian fisika di dunia. Berbagai kemajuan ilmu
dan teknik
bergantung pada penemuan 2 prinsip ini. Seperti teknologi kapal (konvensional) dan kapal selam
(submarine).
Pada waktu itu yang jadi raja di
Sirakusa adalah Hieron II,sahabat Archimedes. Pada suatu hari Hieron II
menyuruh seorang pandai emas membuat mahkota.Hieron merasa bahwa pandai emas
itu curang. Mahkota itu tidak terbuat dari emas murni tapi dari campuran emas
dan perak. Maka Hieron menyuruh Archimedes membuktikan kecurangan pandai emas
itu tanpa merusak mahkota tersebut. Berhari-hari Archimedes berpikir keras. Ia
tidak tahu cara membuktikan kecurangan pandai emas. Waktu itu belum ada alat
elektronik yang dapat mendeteksi apakah sebuah benda terbuat dari emas murni
atau emas campuran. Ketika kepala Archimedes terasa panas karena terlalu banyak
berpikir,ia masuk ke tempat mandi umum. Ia membuka pakaian dan masuk ke bak
mandi yang penuh dengan air. Archimedes menyadari lengannya terapung diatas air. Sebuah ide
kemudian terbesit di benaknya. Dia menarik tangannya kedalam air dan dia
merenggangkan lengannya. Lengannya dengan sendiri mengapung kembali ke atas.
Kemudian dia mencoba berdiri dari bak, level air menjadi menyusut, kemudian dia
duduk kembali, level
air meningkat kembali. Dia berbaring, air naik lebih tinggi lagi, dan
dia merasa lebih ringan. Dia berdiri, level air menurun dan dia merasa dirinya
lebih berat. Air harusnya telah mendorong dia keatas sehingga dia merasa
ringan.
Tiba-tiba ia bangkit, lupa
mengenakan pakaian, sambil telanjang bulat lari sepanjang jalan menuju
rumahnya. Kepada istrinya ia berteriak, Eureka! Eureka! Artinya, Sudah
kutemukan! Sudah Kutemukan! Apa yang ia temukan? Ia menemukan nama hukum
Archimedes ,yang bunyinya: “Sebuah benda
yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mendapat gaya
keatas seberat zat cair yang didesak oleh benda itu”. Dengan hukum itu ia
bermaksud membuktikan kecurangan pandai emas.
Dirumahnya ia melakukan percobaan
selanjutnya. Dia kemudian mengambil sebuah batu dan sebalok kayu yang memiliki
ukuran sama ke dalam bak dan merendamkan mereka kedua-duanya. Batu tenggelam
tetapi terasa ringan. Dia harus menekan kayu supaya tenggelam. Itu artinya air
harus menekan ke atas dengan gaya yang relatif terhadap jumlah air yang
tergantikan oleh ukuran objek daripada berat dari objek. Seberat
apa objek itu dirasakan di air mempengaruhi kepadatan objek. Ini membuat
Archimedes mengerti bagaimana memecahkan masalah raja. Dia kembali ke raja.
Kuncinya adalah kepadatan. Jika mahkota ini terbuat dari logam bukan emas, dia
dapat memiliki berat yang sama tetapi akan memiliki kepadatan yang berbeda
sehingga akan menumpahkan jumlah air yang berbeda. Mahkota dan sebuah emas yang
beratnya sama di masukkan ke sebuah mangkok berisi air. Mahkotanya ternyata
menumpahkan air lebih banyak sehingga terbukti mahkota itu adalah palsu.
Raja Hiero
II kala itu terikat perjanjian dengan bangsa Romawi. Syracuse harus mengirimkan gandum dalam jumlah yang
besar pada bangsa Romawi, agar mereka tidak diserang. Hingga pada suatu ketika
Hiero II tidak mampu lagi mengirim gandum dalam jumlah yang ditentukan. Karena
itu Archimedes ditugaskan merancang dan membuat kapal jenis baru untuk
memperkuat angkatan laut raja Hiero II.
Pada
masa itu, kapal yang dibuat oleh Archimedes adalah kapal yang terbesar. Untuk
dapat mengambang, kapal ini harus dikeringkan dahulu dari air yang menggenangi
dek kapal. Karena besarnya kapal ini, jumlah air yang harus dipindahkanpun amat
banyak. Karena itu Archimedes menciptakan sebuah alat yang disebut "Sekrup
Archimedes". Dengan ini air dapat dengan mudah disedot dari dek kapal.
Ukuran kapal yang besar ini juga menimbulkan masalah lain. Massa kapal yang
berat, menyebabkan ia sulit untuk dipindahkan. Untuk mengatasi hal ini,
Archimedes kembali menciptakan sistem katrol yang disebut "Compound Pulley". Dengan sistem ini, kapal tersebut
beserta awak kapal dan muatannya dapat dipindahkan hanya dengan menarik seutas
tali. Kapal ini kemudian diberi nama Syracusia, dan menjadi kapal paling
fenomenal pada zaman itu.
B.
Aliran Filsafat yang Mempengaruhi
Berdasarkan temuan konsep fisika
yang dilakukan oleh Archimedes aliran filsafat yang mempengaruhi adalah aliran
filsafat empirisme dan realisme. Aliran filsafat empirisme mencoba memaparkan
bahwa pengetahuan bersumber dari pengalama. Oleh karena itu pengalaman
Archimedes menjadi sumber pengetahuan juga yaitu menemukan konsep Archimedes
tersebut. Sedangkan, aliran filsafat realisme anggapan bahwa
obyek indera kita adalah real, benda-benda ada, adanya itu terlepas dari
kenyataan bahwa benda itu kita ketahui, atau kita persepsikan atau ada
hubungannya dengan pikiran kita. Karena itu fenomena yang terjadi pada air ketika Archimedes
mencelupkan badannya dan berubah ketinggian merupakan suatu keadaan yang real.
Ada tiga kajian filsafat pada konsep
Archimedes:
1. Dasar ontologi hukum Archimedes
Ontologi adalah analisis tentang objek
materi dari ilmu pengetahuan, yaitu hal-hal atau benda-benda empiris. Ontologis
membahas tentang apa yang ingin diketahui. Ontologi menganalisa tentang objek
apa yang diteliti ilmu? Bagaimana wujud yang sebenar-benarnya dari objek
tersebut? bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia
(misalnya: berpikir, merasa dan mengindera) yang menghasilkan pengetahuan?.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dijelaskan bahwa hukum archimedes memiliki
objek telaah yang menjadikannya sebagai bagian dari ilmu fisika. Hubungan
antara hukum archimedes seperti
penjelasan pada bagian sebelumnya dengan dasar ontologi akan dijabarkan
dalam beberapa paragraf-paragraf selanjutnya.
Objek telaah dari hukum archimedes ada
dua yaitu objek material dan objek formal. Obyek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran
penyelidikan, seperti fluida, dan massa jenis adalah obyek material hukum
archimedes. Adapun obyek formalnya merupakan metode untuk memahami obyek
material tersebut, seperti pendekatan induktif dan deduktif. Dalam perspektif
ini dapat penulis uraikan bahwa hukum Archimedes pada prinsipnya memiliki dua
obyek substantif (Fakta dan kebenaran)
a. Fakta
Objek
kajian dalam hukum Archimedes merupakan fakta. Fakta adalah pengamatan yang
telah diverifikasi secara empiris. Fakta dalam prosesnya kadang kala dapat
menjadi sebuah ilmu namun juga sebaliknya. Fakta tidak akan dapat menjadi
sebuah ilmu manakala dihasilkan secara random saja. Namun bila dikumpulkan
secara sistematis dengan beberapa system serta dilakukan secara sekuensial,
maka fakta tersebut mampu melahirkan sebuah hukum atau bahkan ilmu. Fakta atau
kenyataan memiliki pengertian yang beragam, bergantung dari sudut pandang filosofis
yang melandasinya. Contoh fakta yang dikaji atau dibahas dalam hukum Archimedes
adalah seperti tumpahnya air dalam baskom yang penuh ketika dimasukkan suatu
benda.
b. Kebenaran
"Kebenaran/keadaan
benar itu berupa kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh sebuah pendapat
dengan apa yang sungguh merupakan halnya/faktanya". Menurut teori ini
dinyatakan bahwa, kebenaran atau keadaan benar itu berupa kesesuaian
[correspondence] antara arti yang dimaksud oleh suatu pernyataan dengan apa
yang sungguh-sungguh terjadi merupakan kenyataan atau faktanya. Ada berbagai
macam kebenaran, beberapa diantaranya adalah:
1. Kebenaran korespondensi
2. Kebenaran koherensi/konsistensi
3. Kebenaran performatif
4. Kebenaran pragmatic
5. Kebenaran proposisi
Kebenaran
hukum Archimedes sudah terbukti secara korespondensi, koherensi, performatif,
pragmatic, dan proposisi. Hukum Archimedes merupakan suatu kebenaran karena
bunyi hukum tersebut/teori Archimedes telah tebukti secara ilmiah dan sesuai
dengan keadaan alamiah sutau benda.
Berikutnya
keterhubungan antar objek kajian Archimedes dengan hukum Archimedes itu sendiri
adalah dapat dilihat pada penjelasan bagian A dimana pada bagian A telah
dijelaskan bahwa antara gaya apung, massa jenis, volume zat cair yang dipindahkan
dan percepatan gravitasi dapat dihubungkan melalui persamaan Fa=ρ g
v.
2. Dasar Epistimologi Hukum
Archimedes
Epistemologi
atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan
lingkup pengetahuan, pengendalaian-pengendalian, dan dasar-dasarnya serta
pengertian mengenai pengetahuan yang dimiliki mula-mula manusia percaya bahwa
dengan kekuatan pengenalanya ia dapat mencapai realitas sebagaimana adanya.
Epistemologi dapat didefenisikan juga sebagai cabang filsafat yang mempelajari
asal mula atau sumber, struktur, metode dan sahnya (validitas) pengetahuan.
Persoalan-persoalan
dalam epistemology hukum archimedes adalah:
1) Apakah hukum archimedes itu ?
2) Bagaimanakah Archimedes dapat
menemukan hukum Archimedes ?
3)
Bagaimanakah validitas Hukum Archimedes itu dapat dinilai ?
Langkah
dalam epistemologi hukum Archimedes antara lain berpikir deduktif dan induktif.
Berpikir deduktif memberikan sifat yang rasional kepada pengetahuan ilmiah dan
bersifat konsisten dengan pengetahuan yang telah dikumpulkan sebelumnya Secara
sistematik dan kumulatif pengetahuan ilnilah yang disusun setahap demi setahap
dengan menyusun argumentasi mengenai sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan
yang telah ada. Secara konsisten dan koheren maka ilmu mencoba memberikan
penjelasan yang rasional kepada objek yang berada dalam fokus penelaahan.
Berikut
akan dijawab keempat pertanyaan diatas, sehingga dasar epistimologi hukum
Archimedes dapat ditunjukkan secara jelas:
1) Hukum
Archimedes adalah hukum yang membahas tentang perilaku suatu benda yang
mengalami gaya ketas ketika berada dalam suatu fluida.
2) Berdasarkan
kisah yang diabadikan sejarah, Archimedes menemukan hukum gaya apung/Archimedes
ketika ia diperintahkan oleh raja untuk menguji mahkota kebesaran raja, apakah
terbuat dari emas atau tidak. Arhimedes secara alami akhirnya mengetahui
penyelesaian permasalahan tersebut dengan kembali ke alam. Ia berpikir secara
alami dengan berendam disebuah bak yang penuh dengan air kemudian terlihatlah
olehnya ada beberapa air yang tertumpah. Perilaku air yang seperti ini
merupakan perilaku alami yang dapat dipahami oleh Archimedes bahwa air yang
tumpah tersebut tidak lain adalah sama dengan volume tubuhnya. Dan pada
akhirnya menarik kesimpulan secara matematis bahwa Fa=ρ g v.
3) Untuk
validitas hukum Archimedes dapat dilakukan dengan prinsip konfirmasi dengan
penjelasana lengkap sebagai berikut:
Fungsi
Ilmu adalah untuk menjelaskan, memprediksi proses dan produk yang akan datang
atau memberikan pemaknaan. Pemaknaan
tersebut dapat ditampilkan sebagai konfirmasi absolute dengan menggunakan
landasan : asumsi, postulat atau axioma yang sudah dipastikan benar. Pemaknaan juga dapat ditampilkan sebagai
konfirmasi probabilisti dengan menggunakan
metode induktif, deduktif, reflektif.
Dalam Ontologi dikenal pembuktian a priori dan a posteriori.
Untuk
memastikan kebenaran penjelasan atau kebenaran prediksi Archimedes, dapat
didasarkan pada dua aspek yaitu Aspek kuantitatif dan aspek kualitatif. Dalam
hal konfirmasi, sampai saat ini dikenal ada tiga teori konfirmasi, yaitu :
1. Decision
Theory,
Teori ini
menerapkan kepastian berdasar keputusan apakah hubungan antara hipotesis dengan
evidensi memang memiliki manfaat actual
2. Estimation Theory
Menetapkan
kepastian dengan memberi peluang benar – salah dengan menggunakan konsep
probabilitas.
3. Reliability
Analysis
Menetapkan
kepastian dengan mencermati stabilitas evidensi (yang mungkin berubah-ubah
karena kondisi atau karena hal lain) terhadap hipotesis. Hukum Archimedes telah
melewati tahapan konfirmasi, dan terbukti bahwa hukum Archimedes merupakan
suatu hukum yang valid dan merupakan hukum fisika dan bagian dari ilmu
pengetahuan.
3 . Dasar Aksiologi Hukum Archimedes
Aksiologi membahas tentang manfaat yang
diperoleh manusia dari pengetahuan yang didapatkannya. Aksiologi ilmu terdiri
dari nilai-nilai yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap
kebenaran atau kenyataan seperti yang dijumpai dalam kehidupan, yang
menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan simbolik ataupun
fisik material.
Aksiologi
sebagai ilmu pengetahuan yang menyelediki hakekat nilai yang umumnya ditinjau
dari sudut pandang kefilsafatan.
Aksiologi menjawab, untuk apa hukum archimedes
yang berupa ilmu itu di pergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan
tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah
berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural
yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral?
Ada banyak dasar aksiologi dari hukum
archimedes yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, karena tujuan
diciptakannya hukum archimedes ini adalah untuk memberikan manfaat dan
kemudahan dalam kehidupan manusia. Beberapa diantara aplikasi hukum archimedes
yang mempermudah manusia antara lain: pembuatan kapal selam dan kapal laut. Kesemuanya
itu merupakan nilai aksiologi hukum archimedes. Hukum
archimedes bukan hanya sebua teori kontekstual namun memiliki banya nilai
aplikatif yang menjadikan alasan yang kuat bahwa pernyataan archimedes
merupakan suatu hukum dan bagian dari ilmu penegetahuan yang telah terbukti
secara empiris.
C.
Implikasi dalam Pembelajaran Fisika
Aliran filsafat yang mempengaruhi konsep
Archimedes adalah aliran filsafat realisme dan empirisme. Karena itu dalam
pelaksanaan pembelajran fisika yang berkaitan dengan materi hukum Archimedes
tentunya melalui pendekatan realistis dan pendektan empiris. Adapun imlikasi
dalam pembelajaran fisika adalah sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran yang sesuai adalah metode
ekperimen atau demonstrasi.
2. Guru hanya sebagai pembimbing saat proses
pembelajaran berlangsung
3. Sumber pengetahuan/informasi dalam mempelajari hukum Archimedes adalah “pengalaman”
siswa serta dibuktikan melaui ekperimen secara langsung oleh mereka sendiri.
4. Buku sumber hanya sebagai
pendukung dari hasil percobaan yang siswa buktikan, artinya ada pembuktian
secara real oleh siswa.
5. Pembelajaran fisika berlangsung
secara aktif oleh aktifitas siswa dan
siswa diberikan keempatan seluas-luasnya untuk
2. 2
Hukum Blaise Pascal (1623-1662)
A. Sejarah Konsep Fisika Ditemukan
Blaise
Pascal (1623-1662)
terlahir di Clermont Ferrand pada 19 June 1623. Pada tahun 1631 keluarganya
pindah ke Paris. Blaise Pascal adalah
anak Etienne Pascal, seorang ilmuwan dan matematikawan lahir di Clermont.
Etienne Pascal, juga merupakan penasehat kerajaan yang kemudian diangkat sebagai presiden
organisasi the Court of Aids di kota Clermont. Ibu Pascal, Antoinette Bigure,
meninggal saat umur Pascal berumur empat tahun tidak lama setelah memberinya
seorang adik perempuan, Jacqueline. Ia mempunyai kakak perempuan yang bernama, Gilberte. Pascal juga pernah melakukan studi hidrodinamik dan hidrostatik,
prinsip-prinsip cairan hidraulik (hydraulic Fluida). Penemuannya meliputi hidraulik
tekan (press Hydraulic) dan tentang jarum suntik (syringe).
Umur
18 tahun, tubuhnya lemah dan mengalami kelumpuhan tungkai atas membuat Pascal
harus tinggal di tempat tidur. Harus menelan cukup makanan agar tetap hidup,
meskipun selalu merasa sakit kepala. Umur 24 tahun, dia dan Jacqueline pergi ke
Paris untuk pemeriksaan medis dengan peralatan yang lebih canggih. Ternyata dia
diharuskan tinggal di rumah sakit. Saat ini banyak ilmuwan datang menyambangi
yang tertarik dengan eksperimen kehampaan (vakum) yang sedang dikerjakannya.
Descartes datang untuk berdiskusi. Akhir
tahun, kesehatan tubuhnya memungkinkan dia meneruskan pekerjaan, menguji teori
kehampaan.
Ia
memiliki sebuah replika percobaan yang berupa tabung sepanjang 31 inci (78,7
cm) yang diisi air raksa yang diposisikan terbalik dalam sebuah mangkok
mercuri. Pascal ingin mengetahui kekuatan apa yang menjaga mercuri dalam
tabung, dan apa yang mengisi ruang kosong dibagian atas dalam tabung mercuri
tersebut. Apakah berisi: udara? uap air raksa? kehampaan? Pada waktu itu,
kebanyakan ilmuwan berpendapat bahwa ruang kosong ditabung atas mercuri
tersebut adalah tak lebih daripada vacuum ( kosong ), dan beberapa kejadian
yang dianggap tak mungkin oleh ilmuwan sebelumnya, telah terlihat saat
percobaan itu dilakukan. Hal ini berdasarkan pemikiran Ariestoteles, bahwa “
penciptaan “ sesuatu yang bersifat “ subtansi “, apakah terlihat atau tidak
terlihat, dan “zat / subtansi “ selamanya bergerak. Hukum Ariestoteles adalah
sebagai berikut : “ Segala sesuatu yang bergerak, harus digerakan oleh
sesuatu (Everything that is in motion
must be moved by something) “. Oleh karena itu para ilmuwan penganut
Ariestoteles menyatakan, bahwa vacuum ( tenaga isap ) itu adalah hal yang
mustahil. Bagaimana bisa begitu ? Maka bukti itu ditunjukan :
v Cahaya yang melewati itu di sebut “
vacuum ( kosong ) ” dalam tabung kaca.
v Ariestoteles menulis, segala sesuatu
bergerak, harus digerakan oleh sesuatu yang lain
Oleh
karenanya, disana harus ada “sesuatu” yang tak terlihat untuk memindahkan
cahaya melalui tabung kaca, maka dari itu tidak ada vacuum ( tenaga isap atau
tekan ) di tabung itu. Tidak di tabung kaca maupun, dimanapun. Vacuum itu tidak
ada dan sesuatu yang mustahil.
Pada saat itu timbul ide membawa tabung ke puncak
gunung dengan praduga: jika ada selisih tinggi air raksa, maka hal itu menunjuk
ada tekanan udara. Ketika tabung dibawa turun gunung, ketinggian air raksa
kembali normal. Meningkat. Hal ini membuktikan bahwa udara mempunyai berat dan
berat ini berperan mendorong air raksa naik atau turun.
Setelah
melakukan percobaan mendalam di vena ini, di tahun 1647 Pascal mengeluarkan
risalah Experiences nouvelles touchant le vide (“New Experiments with
the Vacuum – Percobaan baru dengan Vacuum”), dia menjelaskan dengan rinci
aturan dasar, bahwa derajat variasi cairan ( liquid ) bisa didukung oleh
tekanan udara. Hal ini memberikan alasan atau bukti, bahwa memang ada vacuum pada kolom
diatas cairan tabung barometer. Dan, pernyataan Ariestoteles dipatahkan oleh
Pascal. Vacuum itu ada ! Bukan sesuatu yang mustahil. Pembuktian – pembuktian
ini membuat Pascal konflik dengan para ilmuwan lainnya, terutama para ilmuwan
terkemuka sebelum dia, apalagi para penganut Ariestoteles, termasuk berkonflik dengan
Descartes. Dan pada saat itu muncul tuduhan Descartes bahwa pascal
mencuri idenya.
Kecerdasan
otak Pascal tidak perlu diragukan lagi, tapi sejak lahir fisiknya sangat lemah
dan mudah terserang sakit. Tahun 1661, adiknya, Jacqueline meninggal. Pascal
menunjukkan bela sungkawa kepada kakaknya, Gilberte dan kepada
biarawati-biarawati teman Jacqueline. Satu tahun kemudian, kondisi kesehatan
Pascal makin parah dan menolak semua bantuan yang datang atau hal apapun dapat
meringankan sakitnya. Dia ingin meninggal di rumah sakit - seperti halnya orang
miskin (orang kaya selalu meninggal di rumah), tapi maksudnya itu tidaklah
kesampaian. Tanggal 19 Agustus 1662, dini hari, Pascal meninggal setelah lama
tidak sadarkan diri. Penyebab kematian Pascal tidak diketahui dengan jelas.
Beberapa orang menyebut karena TBC; lainnya menyebut karena keracunan logam
atau terkena dyspepsia yang melemahkan fungsi otak. Pascal meninggalkan karya
yang berjudul Pensees dan Provincial Letters yang sama sekali tidak berhubungan
dengan matematika.
Pascal
juga menulis tentang hidrostatik, yang menjelaskan eksperimennya menggunakan
barometer untuk menjelaskan teorinya tentang Persamaan Benda Cair (Equilibrium
of Fluids), yang tak sempat dipublikasikan sampai satu tahun setelah
kematiannya. Makalahnya tentang Persamaan Benda Cair mendorong Simion Stevin
melakukan analisis tentang paradoks hidrostatik dan dan meluruskan apa yang
disebut sebagai hukum terakhir hidrostatik: “Bahwa benda cair menyalurkan daya tekan secara sama-rata ke semua
arah” yang kemudian dikenal sebagai Hukum Pascal. Hukum Pascal dianggap
penting karena keterkaitan antara Teori Benda Cair dan Teori Benda Gas, dan
tentang Perubahan Bentuk tentang keduanya yang kemudian dikenal dengan Teori
Hidrodinamik. Hukum Pascal (1658) "Jika suatu zat cair dikenakan
tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan tidak bertambah
atau berkurang kekuatannya". Hukum Pascal menyatakan bahwa Tekanan yang diberikan zat cair dalam
ruang tertutup diteruskan ke segala arah dengan sama besar.
B.
Aliran Filsafat yang Mempengaruhi
Berdasarkan temuan konsep fisika
yang dilakukan oleh Pascal dipengaruhi
aliran filsafat yang mempengaruhi adalah aliran filsafat empirisme, realisme
dan idelisme.
Ada tiga kajian filsafat pada konsep
pascal:
1. Dasar ontologi Hukum Pascal
Objek telaah dari hukum pascal ada dua
yaitu objek material dan objek formal. Obyek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran
penyelidikan, seperti fluida. Adapun obyek formalnya merupakan metode untuk
memahami obyek material tersebut, seperti pendekatan induktif dan deduktif. Dalam
perspektif ini dapat penulis uraikan bahwa hukum pascal pada prinsipnya
memiliki dua obyek substantif (Fakta dan kebenaran)
a. Fakta
Objek kajian dalam hukum pascal
merupakan fakta. Fakta adalah pengamatan yang telah diverifikasi secara
empiris. Fakta dalam prosesnya kadang kala dapat menjadi sebuah ilmu namun juga
sebaliknya.
b. Kebenaran
Kebenaran
hukum pascal sudah terbukti secara korespondensi, koherensi, performatif,
pragmatic, dan proposisi. Hukum pascal merupakan suatu kebenaran karena bunyi
hukum tersebut/teori pascal telah tebukti secara ilmiah dan sesuai dengan
keadaan alamiah sutau benda.
2. Dasar Epistimologi Hukum pascal
Persoalan-persoalan
dalam epistemology hukum archimedes adalah:
1) Apakah hukum pascal itu ?
2) Bagaimanakah pascal dapat menemukan
hukum pascal ?
3)
Bagaimanakah validitas Hukum pascal itu dapat dinilai ?
Langkah
dalam epistemologi hukum pascal antara lain berpikir deduktif dan induktif.
Berpikir deduktif memberikan sifat yang rasional kepada pengetahuan ilmiah dan
bersifat konsisten dengan pengetahuan yang telah dikumpulkan sebelumnya Secara
sistematik dan kumulatif pengetahuan ilnilah yang disusun setahap demi setahap
dengan menyusun argumentasi mengenai sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan
yang telah ada. Secara konsisten dan koheren maka ilmu mencoba memberikan
penjelasan yang rasional kepada objek yang berada dalam fokus penelaahan.
Berikut
akan dijawab keempat pertanyaan diatas, sehingga dasar epistimologi hukum
Archimedes dapat ditunjukkan secara jelas:
1) Hukum
pascal s adalah hukum yang membahas tentang perilaku fluida dalam ruangan
tertutup bila diberi tekanan.
2) Berdasarkan kisah yang diabadikan sejarah, pascalmemiliki
sebuah replika percobaan yang berupa tabung sepanjang 31 inci (78,7 cm) yang
diisi air raksa yang diposisikan terbalik dalam sebuah mangkok mercuri. Pascal
ingin mengetahui kekuatan apa yang menjaga mercuri dalam tabung, dan apa yang
mengisi ruang kosong dibagian atas dalam tabung mercuri tersebut. Apakah
berisi: udara? uap air raksa? kehampaan? Pada waktu itu, kebanyakan ilmuwan
berpendapat bahwa ruang kosong ditabung atas mercuri tersebut adalah tak lebih
daripada vacuum ( kosong ), dan beberapa kejadian yang dianggap tak mungkin
oleh ilmuwan sebelumnya, telah terlihat saat percobaan itu dilakukan. Hukum Pascal (1658) "Jika suatu zat cair dikenakan
tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan tidak bertambah
atau berkurang kekuatannya". Hukum Pascal menyatakan bahwa Tekanan yang diberikan zat cair dalam
ruang tertutup diteruskan ke segala arah dengan sama besar.
3) Untuk
validitas hukum pascal dapat dilakukan
dengan prinsip konfirmasi dengan penjelasana lengkap sebagai berikut:
Fungsi
Ilmu adalah untuk menjelaskan, memprediksi proses dan produk yang akan datang
atau memberikan pemaknaan. Pemaknaan tersebut dapat ditampilkan sebagai
konfirmasi absolute dengan menggunakan landasan : asumsi, postulat atau axioma
yang sudah dipastikan benar. Pemaknaan
juga dapat ditampilkan sebagai konfirmasi probabilisti dengan menggunakan metode induktif, deduktif,
reflektif. Dalam Ontologi dikenal
pembuktian a priori dan a posteriori.
Untuk
memastikan kebenaran penjelasan atau kebenaran prediksi pascal, dapat
didasarkan pada dua aspek yaitu Aspek kuantitatif dan aspek kualitatif. Hukum pascal
telah melewati tahapan konfirmasi, dan terbukti bahwa hukum pascal merupakan
suatu hukum yang valid dan merupakan hukum fisika dan bagian dari ilmu
pengetahuan.
3 . Dasar Aksiologi Hukum Pascal
Aksiologi menjawab, untuk apa hukum pascal
yang berupa ilmu itu di pergunakan?
Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral?
Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral?
Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi
metode ilmiah dengan norma-norma moral?
Ada banyak dasar aksiologi dari hukum pascal
yang sangat bermanfaat bagi kehidupan
manusia, karena tujuan diciptakannya hukum pascal ini adalah untuk memberikan
manfaat dan kemudahan dalam kehidupan manusia. Beberapa diantara aplikasi hukum
pascals yang mempermudah manusia antara lain: dongkrak hidrolik dan pompa
hidrolik. Kesemuanya itu merupakan nilai aksiologi hukum pascal. Hukum pascal bukan
hanya sebua teori kontekstual namun memiliki banya nilai aplikatif yang
menjadikan alasan yang kuat bahwa pernyataan pascal merupakan suatu hukum dan
bagian dari ilmu penegetahuan yang telah terbukti secara empiris.
C.
Implikasi dalam Pembelajaran Fisika
Aliran filsafat yang mempengaruhi
konsep Pascal adalah aliran filsafat realism, empirisme dan idealisme. Karena
itu dalam pelaksanaan pembelajran fisika yang berkaitan dengan materi hukum
Pascal tentunya melalui pendekatan realistis, idealis, dan pendektan empiris.
Adapun imlikasi dalam pembelajaran fisika adalah sebagai berikut:
1.
Metode pembelajaran yang sesuai adalah metode ekperimen atau
demonstrasi.
2.
Salah satu model pembelajaran yang susai adalah problem solving
2.
Guru hanya sebagai pembimbing saat proses pembelajaran berlangsung
3.
Sumber pengetahuan/informasi dalam
mempelajari hukum Pascal adalah
ide-ide siswa yang didapatnya dari “pengalaman” dan dibuktikan melaui ekperimen secara langsung
oleh mereka sendiri.
4. Buku sumber hanya sebagai
pendukung dari hasil percobaan yang siswa buktikan, artinya ada pembuktian
secara real dan kesimpulan percobaan.
5.
Pembelajaran fisika berlangsung secara
aktif oleh aktifitas siswa dan siswa diberikan keempatan seluas-luasnya
untuk berpikir atau mengeluarkan ide-ide pada saat proses pembelajaran fisika
berlangsung.
2.3 Hukum Gravitasi Umum Newton
A. Sejarah Konsep Fisika Ditemukan
Suatu Pagi di
bawah langit yang cerah, Newton melihat keponakannya bermain bola. Bola ini
diikat pada tali dan anak itu memegang ujung tali dengan erat. Dia mengayun
bola, awalnya pelan, tetapi semakin lama semakin cepat sampai talinya menegang.
Melihat itu Newton mulai menyadari bahwa bola itu sama persis dengan bulan. Dua gaya yang bekerja pada bola- pergerakannya(menuju keluar) dan gaya tarik tali (yang menarik kedalam). Dua gaya bekerja pada bulan. Gaya geraknya dan gaya tarik gravitasi). Untuk pertama kalinya, Newton memperhitungkan kemungkinan bahwa gravitasi merupakan sebuah gaya menarik universal, tidak hanya planet maupun bintang bahkan Gravitasi menarik apel ke tanah (Lampiran Gb.3). Dalam pekerjaannya, Newton membandingkan antara besar gaya gravitasi bumi yang menarik bulan dan menarik benda-benda pada permukaan bumi. Percepatan gravitasi yang dialami setiap benda di permukaan bumi adalah 9,8 m/s2. Jarak bulan dari pusat bumi atau jari-jari orbit bulan = 3,84×108 m, dan jarak permukaan bumi dari pusat bumi atau jari-jari bumi = 6,4×106 m. Ini berarti jarak bulan dari pusat bumi adalah 60 × jarak permukaan bumi dari pusat bumi. Akhirnya Newton menyimpulkan bahwa besar gaya gravitasi bumi pada suatu benda F, berkurang dengan kuadrat jaraknya, r, dari pusat bumi. Newton menyadari bahwa gaya gravitasi tidak hanya bergantung pada jarak, tetapi juga bergantung pada massa benda. Hukum III Newton menyatakan bahwa ketika bumi mengerjakan gaya gravitasi pada suatu benda (missal bulan), maka benda itu akan mengerjakan gaya pada bumi yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan. Newton terus berlanjut dalam menganalisis gravitasi. Dari kumpulan data ini dan data pendukung dia mendapatkan bahwa gaya gravitasi yang dikerjakan matahari pada planet yang menjaga planet tetap pada orbitnya mengitari matahari ternyata juga berkurang secara kuadrat terbalik terhadap jarak planet-planet itu dari matahari. Oleh karena kesebandingan kuadrat terbalik ini, maka Newton menyimpulkan bahwa gaya gravitasi matahari pada planetlah yang menjaga planetplanet tersebut tetap pada orbitnya mengitari matahari. Selanjutnya Newton mengajukan hukum gravitasi umum Newton, yang berbunyi :
Melihat itu Newton mulai menyadari bahwa bola itu sama persis dengan bulan. Dua gaya yang bekerja pada bola- pergerakannya(menuju keluar) dan gaya tarik tali (yang menarik kedalam). Dua gaya bekerja pada bulan. Gaya geraknya dan gaya tarik gravitasi). Untuk pertama kalinya, Newton memperhitungkan kemungkinan bahwa gravitasi merupakan sebuah gaya menarik universal, tidak hanya planet maupun bintang bahkan Gravitasi menarik apel ke tanah (Lampiran Gb.3). Dalam pekerjaannya, Newton membandingkan antara besar gaya gravitasi bumi yang menarik bulan dan menarik benda-benda pada permukaan bumi. Percepatan gravitasi yang dialami setiap benda di permukaan bumi adalah 9,8 m/s2. Jarak bulan dari pusat bumi atau jari-jari orbit bulan = 3,84×108 m, dan jarak permukaan bumi dari pusat bumi atau jari-jari bumi = 6,4×106 m. Ini berarti jarak bulan dari pusat bumi adalah 60 × jarak permukaan bumi dari pusat bumi. Akhirnya Newton menyimpulkan bahwa besar gaya gravitasi bumi pada suatu benda F, berkurang dengan kuadrat jaraknya, r, dari pusat bumi. Newton menyadari bahwa gaya gravitasi tidak hanya bergantung pada jarak, tetapi juga bergantung pada massa benda. Hukum III Newton menyatakan bahwa ketika bumi mengerjakan gaya gravitasi pada suatu benda (missal bulan), maka benda itu akan mengerjakan gaya pada bumi yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan. Newton terus berlanjut dalam menganalisis gravitasi. Dari kumpulan data ini dan data pendukung dia mendapatkan bahwa gaya gravitasi yang dikerjakan matahari pada planet yang menjaga planet tetap pada orbitnya mengitari matahari ternyata juga berkurang secara kuadrat terbalik terhadap jarak planet-planet itu dari matahari. Oleh karena kesebandingan kuadrat terbalik ini, maka Newton menyimpulkan bahwa gaya gravitasi matahari pada planetlah yang menjaga planetplanet tersebut tetap pada orbitnya mengitari matahari. Selanjutnya Newton mengajukan hukum gravitasi umum Newton, yang berbunyi :
Gaya gravitasi antara dua benda merupakan gaya tarik-menarik yang
besarnya berbanding lurus dengan massa masing-masing benda
dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
antara keduanya.
Besarnya
gaya gravitasi dapat ditulis dengan persamaan matematis :
Dengan :
F12 = F21 =
F = besar gaya
tarik-menarik antara kedua benda (N)
G =
tetapan umum gravitasi
m1 = massa benda 1
(kg)
m2 = massa benda 2
(kg)
r =
jarak antara kedua benda (m)
Maka,
adalah keberhasilan yang besar dari pemikiran Newton dapat menurunkan
hukum-hukum Kepler dari hukum gerak Newton dan dari hukum gravitasi Newton.
Hukum gravitasi Newton di dalam kasus ini mengharuskan setiap planet ditarik
menuju matahari dengan sebuah gaya yang sebanding dengan massa planet dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari planet ke matahari.
Dengan
cara ini Newton mampu menerangkan gerak planet di dalam tata surya dan gerak
benda jatuh di dekat permukaan bumi dengan sebuah konsep bersama. Pentingnya
karya copernicus, secara ilmiah sebenarnya terletak di dalam kenyataan bahwa
teroi berpusat surya telah membuka jalan bagi penyatuan ini. Secara berturutan,
berdasarkan anggapan bahwa bumi melakukan rotasi dan berputar mengelilingi
matahari, maka kita menjadi mungkin menerangkan fenomena yang bermacam-macam
seperti itu seperti gerak sehari-hari dan gerak yang nyata setiap tahun dari
bintang-bintang, yang perataan bumi dai sebuah bentuk sferis, sifat angin
pasat, dan banyak hal lain yang tak dapat dipersatukan begitu sederhananya di
dalam teori yang menggunakan bumi sebagai titik pusat.
B.
Aliran Filsafat yang Mempengaruhi
Jika dilihat dari bagaimana cara menggabungkan realitas apel,
mainan yang dilakukan keponakannya serta konsep yang dibangun oleh galileo
galilee maka nampaka sekali perpaduan antara realitas materi dan ide yang
dipakai oleh newton dalam membangun konsep grafitasi, maka aliran empirisme sangat
cocok dengan penemuan ini.
C.
Implikasi dalam Pembelajaran Fisika
Siswa
digiring pada pemahaman bahwa gaya grafitasi tidak hanya dimiliki bumi, tetapi
semua benda bermassa memiliki gaya gravitasi. Kekuatan grafitasi bergantung
pada ukuran massanya, makin besar medan grafitasinya, sehingga benda dengan
ukuran yang lebih kecil akan “ketarik” ke arah benda yang ukuran yang lebih
besar. Pemahaman tentang gravitasi bumi sampai sekarang berkembang. Bahkan ada
yang membuat teori tentang jarring semesta, dengan ilustrasi alam semesta
ibarat jika kita taru benda diatasnya maka akan terbentuk lengkungan alam
semesta yang sesuai dengan ukuran volume dan massanya. Maka logis ketika benda
yang kecil akan “ketari” menuju arah yang berukuran besar.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
boleh saya tau buku-buku sumber yang harus saya baca kak?
BalasHapusMau tahu sumber bukunya apa yah?
BalasHapus